Mediawana.com - Thermistor atau resistor termal adalah resistor yang hambatan listriknya bervariasi dengan perubahan suhu. Meskipun semua tahanan resistor berfluktuasi sedikit dengan suhu, termistor sangat sensitif terhadap perubahan suhu.
Pengertian Thermistor
Thermistor bertugas sebagai komponen pasif dalam suatu rangkaian. Thermistor adalah komponen yang cukup akurat, murah, dan kuat untuk mengukur suhu. Meskipun tidak bekerja dengan baik di suhu yang sangat panas atau dingin, namun Thermistor merupakan sensor pilihan untuk berbagai aplikasi dan ideal ketika pembacaan suhu yang akurat diperlukan.
Fungsi dan Kegunaan Thermistor
Thermistor memiliki beragam aplikasi
pada rangkaian elektronik. Thermistor banyak digunakan sebagai cara untuk
mengukur suhu sebagai termistor termometer pada berbagai kondisi cair maupun
udara ambien lingkungan. Beberapa fungsi dan kegunaan pada termistor yang
paling umum meliputi:
- Sebagai termometer digital (termostat)
- Digunakan pada aplikasi otomotif digunakan untuk mengukur temperatur oli dan cairan pendingin di mobil dan truk
- Peralatan rumah tangga (seperti microwave, lemari es, dan oven)
- Perlindungan sirkuit misalnya pada perlindungan lonjakan pada arus.
- Baterai isi ulang, agar memastikan suhu baterai yang benar dipertahankan.
- Untuk mengukur konduktivitas termal pada bahan listrik
- Kompensasi suhu. Misalnya mempertahankan resistansi untuk mengkompensasi efek yang disebabkan oleh perubahan suhu di bagian lain dari rangkaian.
-
Digunakan pada sirkuit jembatan wheatstone.
Cara Kerja Thermistor
Prinsip kerja termistor dipengaruhi oleh resistansi yang bergantung pada perubahan suhu. Resistansi pada thermistor dapat diukur menggunakan ohmmeter. Jika hubungan yang tepat antara perubahan suhu terhadap pengaruh resistansi termistor, maka dengan mengukur resistansi thermistor sehingga dapat menurunkan suhu.
Jenis-Jenis Thermistor
Secara umum terdapat dua jenis thermistor yaitu :
1. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor
Dalam termistor NTC, ketika suhu meningkat, resistensi menurun. Dan ketika
suhu menurun, resistensi meningkat. Oleh karena itu dalam suhu dan
resistansi termistor NTC berbanding terbalik. Thermistor NTC adalah jenis
thermistor yang paling umum dan sering digunakan.
Resistor thermal NTC banyak dipakai untuk sensor suhu yang jangkauannya
mulai dari -55°C sampai 200°C. Resistor jenis ini sebenarnya dapat
mendeteksi suhu yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari rentang tersebut,
namun kinerjanya kurang baik, sehingga suhu -55°C sampai 200°C dianggap
paling ideal untuk NTC.
Beberapa keunggulan dari resistor thermal
NTC yaitu.
- Dapat merespons perubahan suhu dengan cepat
- Andal
- Memiliki ketahanan yang tinggi
- Harga lebih murah
2. Thermistor PTC
Resistor thermal yang ini merupakan kebalikannya dari NTC. PTC mempunyai
ke-efisiensi suhu yang positif, oleh sebab itu disebut dengan istilah
Positive Temperature Coefficients. Biasanya, resistor thermal jenis ini
dipakai untuk melakukan pengukuran suhu yang berubah-ubah secara drastis.
Resistor ini PTC dapat melakukan perubahan hambatan dalam waktu yang relatif
cepat.
Bahan yang dipakai untuk membuat resistor thermal PTC
antaranya adalah timbal, stronsium, dan barium. Sedangkan rentang suhu yang
dapat dideteksi dengan baik adalah mulai dari 60°C hingga 120°C.
Resistor
thermal berkoefisien positif ini lebih banyak dijumpai pada elemen pemanas
yang dapat mengatur ulang suhunya secara otomatis.
Prinsip Kerja pada Thermistor
Thermistor memiliki nilai hambatan atau disebut dengan istilah resistansi
yang berubah-ubah seiring dengan perubahan suhu atau temperatur. Temperatur
ini akan bersinggungan langsung dengan salah satu bagian dari resistor dan
mengakibatkan perubahan resistansi.
Besar atau kecilnya sebuah
hambatan yang terdapat pada resistor thermal dapat diukur menggunakan sebuah
alat yang dinamakan ohmmeter. Perubahan resistansi yang dimiliki oleh
resistor thermal akan sangat bergantung dari bahan pembuatnya.
Fungsi Thermistor
Termistor adalah alat sensor elektronika yang digunakan untuk mengukur
suhu. Umumnya pada perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau
resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini
berubah.